Jumat, 02 November 2012
A. Pengertian K3: Keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat alat kerja, bahan dan proses pengolahannya,
tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat, dan kematian sebagai akibat dari kecelakaan
kerja
B. Dasar Hukum
Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja:
Yang diatur oleh Undang-Undang ini adalah keselamatan kerja dalam segala tempat kerja baik di darat,
di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada di dalam wilayah
kekuasaan hukum Republik Indonesia.
C. Tujuan K3 Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan
hidup dan meningkatkan produksi dan produktivitas nasional Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja tersebut Memeliharan sumber produksi agar dapat digunakan secara aman dan efisien
D. Pengertian Kecelakaan Kejadian yang tidak terduga (tidak ada unsur kesengajaan) dan tidak diharapkan karena
mengakibatkan kerugian, baik material maupun penderitaan bagi yang mengalaminya. Sabotase atau kriminal merupakan tindakan di luar lingkup kecelakaan yang sebenarnya
Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja
5 K
1. Kerusakan
2. Kekacauan Organisasi
3. Keluhan dan Kesedihan
4. Kelaianan dan Cacat
5. Kematian
Klasifikasi Kecelakaan
1. Menurut jenis kecelakaan
- Terjatuh
- Tertimpa benda jatuh
- Tertumbuk atau terkena benda
- Terjepit oleh benda
- Gerakan yang melebihi kemampuan
- Pengaruh suhu tinggi
- Terkena sengatan arus listrik
- Tersambar petir
- Kontak dengan bahan-bahan berbahaya
- Lain-lain
2. Menurut sumber atau Penyebab Kecelakaan
a. Dari mesin
b. Alat angkut dan alat angkat
c. Bahan/zat erbahaya dan radiasi
d. Lingkungan kerja
3. Menurut Sifat Luka atau Kelainan
Patah tulang, memar, gegar otak, luka bakar, keracunan mendadak, akibat cuaca, dsb
Pencegahan Kecelakaan
Kecelakaan dapat dihindari dengan:
1. Menerapkan peraturan perundangan dengan penuh disiplin
2. Menerapkan standarisasi kerja yang telah digunakan secara resmi
3. Melakukan pengawasan dengan baik
4. Memasang tanda-tanda peringatan
5. Melakukan pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat
Penanggulangan Kecelakaan
1. Penanggulangan Kebakaran Jangan membuang puntung rokok yang masih menyala di tempat yang mengandung bahan yang
mudah terbakar Hindarkan sumber-sumber menyala di tempat terbuka Hindari awan debu yang mudah meledak
Perlengkapan pemadam kebakaran
Alat-alat pemadam kebakaran dan penanggulangan kebakaran terdiri dari dua jenis:
1. Terpasang tetap di tempat
1. Pemancar air otomatis
2. Pompa air
3. Pipa-pipa dan slang untuk aliran air
4. Alat pemadam kebakaran dengan bahan kering CO2 atau busa
Alat-alat pemadam kebakaran jenis 1-3 digunakan untuk penanggulangan kebakaran yang relatif
kecil, terdapat sumber air di lokasi kebakaran dan lokasi dapat dijangkau oleh peralatan tersebut.
Sedangkan alat jenis ke-4 digunakan jika kebakaran relatif besar, lokasi kebakaran sulit dijangkau
alat pemadam, atau tidak terdapat sumber air yang cukup, atau terdapat instalasi atau peralatan
listrik, dan atau terdapat tempat penyimpanan cairan yang mudah terbakar.
2. Dapat bergerak atau dibawa
Alat ini seharusnya tetap tersedia di setiap kantor bahkan rumah tangga. Pemasangan alat
hendaknya di tempat yang paling mungkin terjadi kebakaran, tetapi tidak terlalu dekat dengan
tempat kebakaran dan mudah dijangkau saat terjadi kebakaran.
Cara menggunakan alat-alat pemadam kebakaran tersebut dapat dilihat pada label yang terdapat
pada setiap jenis alat. Setiap produk mempunyai urutan cara penggunaan yang berbeda-beda.
Jika terjadi kebakaran di sekitar anda, segera lapor ke Dinas Kebakaran atau kantor Polisi terdekat.
Bantulah petugas pemadam kebakaran dan polisi dengan membebaskan jalan sekitar lokasi kebakaran
dari kerumunan orang atau kendaraan lais selain kendaraan petugas kebakaran dan atau polisi.
2. Penanggulangan Kebakaran Akibat Instalasi Listrik dan Petir Buat instalasi listrik sesuai dengan aturan yang berlaku Gunakan sekering/MCB sesuai dengan ukuran yang diperlukan Gunakan kabel yang berstandar keamanan yang baik Ganti kabel yang telah usang atau acat pada instalasi atau peralatan listrik lain Hindari percabangan sambungan antar rumah Lakukan pengukuran kontinuitas penghantar, tahanan isolasi, dan tahanan pentanahan secara
berkala Gunakan instalasi penyalur petir sesuai standar
3. Penanggulangan Kecelakaan di dalam Lift Pasang rambu-rambu dan petunjuk yang mudah dibaca oleh pengguna jika terjadi keadaan darurat Jangan memberi muatan lift melebihi kapasitasnya Jangan membawa sumber api terbuka di dalam lift Jangan merokok dan membuang puntung rokok di dalam lift Jika terjadi pemutusan aliran listrik, maka lift akan berhenti di lantai terdekat dan pintu lift segera
terbuka sesaat setelah berhenti. Segera keluar dari lift dengan hati-hati
4. Penanggulangan Kecelakaan terhadap Zat Berbahaya
Zat berbahaya adalah bahan-bahan yang selama pembuatannya, pengolahannya, pengangkutannya,
penyimpanannya dan penggunaannya menimbulkan iritasi, kebakaran, ledakan, korosi, matilemas,
keracunan dan bahaya-bahaya lainnya terhadap gangguan kesehatan orang yang bersangkutan
dengannya atau menyebabkan kerusakan benda atau harta kekayaan
1. Bahan- bahan eksplosif
Adalah bahan yang mudah meledak. Ini merupakan bahan yang paling berbahaya. Bahan ini bukan
hanya bahan peledak, tetapi juga semua bahan yang secara sendiri atau dalam campuran tertentu
jika mengalami pemanasan, kekerasan atau gesekan akan mengakbatkan ledakan yang biasanya
diikuti dengan kebakaran. Contoh: garam logam yang dapat meledak karena oksidasi diri, tanpa
pengaruh tertentu dari luar
2. Bahan-bahan yang mengoksidasi
Bahan ini kaya oksigen, sehingga resiko kebakaran sangat tinggi.
3. Bahan-bahan yang mudah terbakar
Tingkat bahaya bahan-bahan ini ditentukan oleh titik bakarnya. Makin rendah titik bakarnya makin
berbahaya
4. bahan-bahan beracun
bahan ini bisa berupa cair, bubuk, gas, uap, awan, bisa berbau dan tidak berbau. Proses keracunan
bisa terjadi karena tertelan, terhirup, kontak dengan kulit, mata dan sebagainya. Contoh: NaCl
bahan yang digunakan dalam proses pembuatan PCB. Bahan ini seringkali akan menimbulkan
gatal-gatal bahkan iritasi jika tersentuh kulit
5. bahan korosif
Bahan ini meliputi asam-asam, alkali-alkali, atau bahan-bahan kuat lainnya yang dapat
menyebabkan kebakaran pada kulit yang tersentuh
6. bahan-bahan radioaktif
Bahan ini meliputi isotop-isotop radioaktif dan semua persenyawaan yang mengandung bahan
radioaktif. Contoh: cat bersinar
Tindakan Pencegahan Pemasangan label dan tanda peringatan Pengolahan, pengangkutan dan penyimpanan harus sesuai dengan ketentuan dan aturan yang ada Simpanlah bahan-bahan berbahaya di tempat yang memenuhi syarat keamanan bagi penyimpanan
bahan tersebut
tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat, dan kematian sebagai akibat dari kecelakaan
kerja
B. Dasar Hukum
Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja:
Yang diatur oleh Undang-Undang ini adalah keselamatan kerja dalam segala tempat kerja baik di darat,
di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada di dalam wilayah
kekuasaan hukum Republik Indonesia.
C. Tujuan K3 Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan
hidup dan meningkatkan produksi dan produktivitas nasional Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja tersebut Memeliharan sumber produksi agar dapat digunakan secara aman dan efisien
D. Pengertian Kecelakaan Kejadian yang tidak terduga (tidak ada unsur kesengajaan) dan tidak diharapkan karena
mengakibatkan kerugian, baik material maupun penderitaan bagi yang mengalaminya. Sabotase atau kriminal merupakan tindakan di luar lingkup kecelakaan yang sebenarnya
Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja
5 K
1. Kerusakan
2. Kekacauan Organisasi
3. Keluhan dan Kesedihan
4. Kelaianan dan Cacat
5. Kematian
Klasifikasi Kecelakaan
1. Menurut jenis kecelakaan
- Terjatuh
- Tertimpa benda jatuh
- Tertumbuk atau terkena benda
- Terjepit oleh benda
- Gerakan yang melebihi kemampuan
- Pengaruh suhu tinggi
- Terkena sengatan arus listrik
- Tersambar petir
- Kontak dengan bahan-bahan berbahaya
- Lain-lain
2. Menurut sumber atau Penyebab Kecelakaan
a. Dari mesin
b. Alat angkut dan alat angkat
c. Bahan/zat erbahaya dan radiasi
d. Lingkungan kerja
3. Menurut Sifat Luka atau Kelainan
Patah tulang, memar, gegar otak, luka bakar, keracunan mendadak, akibat cuaca, dsb
Pencegahan Kecelakaan
Kecelakaan dapat dihindari dengan:
1. Menerapkan peraturan perundangan dengan penuh disiplin
2. Menerapkan standarisasi kerja yang telah digunakan secara resmi
3. Melakukan pengawasan dengan baik
4. Memasang tanda-tanda peringatan
5. Melakukan pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat
Penanggulangan Kecelakaan
1. Penanggulangan Kebakaran Jangan membuang puntung rokok yang masih menyala di tempat yang mengandung bahan yang
mudah terbakar Hindarkan sumber-sumber menyala di tempat terbuka Hindari awan debu yang mudah meledak
Perlengkapan pemadam kebakaran
Alat-alat pemadam kebakaran dan penanggulangan kebakaran terdiri dari dua jenis:
1. Terpasang tetap di tempat
1. Pemancar air otomatis
2. Pompa air
3. Pipa-pipa dan slang untuk aliran air
4. Alat pemadam kebakaran dengan bahan kering CO2 atau busa
Alat-alat pemadam kebakaran jenis 1-3 digunakan untuk penanggulangan kebakaran yang relatif
kecil, terdapat sumber air di lokasi kebakaran dan lokasi dapat dijangkau oleh peralatan tersebut.
Sedangkan alat jenis ke-4 digunakan jika kebakaran relatif besar, lokasi kebakaran sulit dijangkau
alat pemadam, atau tidak terdapat sumber air yang cukup, atau terdapat instalasi atau peralatan
listrik, dan atau terdapat tempat penyimpanan cairan yang mudah terbakar.
2. Dapat bergerak atau dibawa
Alat ini seharusnya tetap tersedia di setiap kantor bahkan rumah tangga. Pemasangan alat
hendaknya di tempat yang paling mungkin terjadi kebakaran, tetapi tidak terlalu dekat dengan
tempat kebakaran dan mudah dijangkau saat terjadi kebakaran.
Cara menggunakan alat-alat pemadam kebakaran tersebut dapat dilihat pada label yang terdapat
pada setiap jenis alat. Setiap produk mempunyai urutan cara penggunaan yang berbeda-beda.
Jika terjadi kebakaran di sekitar anda, segera lapor ke Dinas Kebakaran atau kantor Polisi terdekat.
Bantulah petugas pemadam kebakaran dan polisi dengan membebaskan jalan sekitar lokasi kebakaran
dari kerumunan orang atau kendaraan lais selain kendaraan petugas kebakaran dan atau polisi.
2. Penanggulangan Kebakaran Akibat Instalasi Listrik dan Petir Buat instalasi listrik sesuai dengan aturan yang berlaku Gunakan sekering/MCB sesuai dengan ukuran yang diperlukan Gunakan kabel yang berstandar keamanan yang baik Ganti kabel yang telah usang atau acat pada instalasi atau peralatan listrik lain Hindari percabangan sambungan antar rumah Lakukan pengukuran kontinuitas penghantar, tahanan isolasi, dan tahanan pentanahan secara
berkala Gunakan instalasi penyalur petir sesuai standar
3. Penanggulangan Kecelakaan di dalam Lift Pasang rambu-rambu dan petunjuk yang mudah dibaca oleh pengguna jika terjadi keadaan darurat Jangan memberi muatan lift melebihi kapasitasnya Jangan membawa sumber api terbuka di dalam lift Jangan merokok dan membuang puntung rokok di dalam lift Jika terjadi pemutusan aliran listrik, maka lift akan berhenti di lantai terdekat dan pintu lift segera
terbuka sesaat setelah berhenti. Segera keluar dari lift dengan hati-hati
4. Penanggulangan Kecelakaan terhadap Zat Berbahaya
Zat berbahaya adalah bahan-bahan yang selama pembuatannya, pengolahannya, pengangkutannya,
penyimpanannya dan penggunaannya menimbulkan iritasi, kebakaran, ledakan, korosi, matilemas,
keracunan dan bahaya-bahaya lainnya terhadap gangguan kesehatan orang yang bersangkutan
dengannya atau menyebabkan kerusakan benda atau harta kekayaan
1. Bahan- bahan eksplosif
Adalah bahan yang mudah meledak. Ini merupakan bahan yang paling berbahaya. Bahan ini bukan
hanya bahan peledak, tetapi juga semua bahan yang secara sendiri atau dalam campuran tertentu
jika mengalami pemanasan, kekerasan atau gesekan akan mengakbatkan ledakan yang biasanya
diikuti dengan kebakaran. Contoh: garam logam yang dapat meledak karena oksidasi diri, tanpa
pengaruh tertentu dari luar
2. Bahan-bahan yang mengoksidasi
Bahan ini kaya oksigen, sehingga resiko kebakaran sangat tinggi.
3. Bahan-bahan yang mudah terbakar
Tingkat bahaya bahan-bahan ini ditentukan oleh titik bakarnya. Makin rendah titik bakarnya makin
berbahaya
4. bahan-bahan beracun
bahan ini bisa berupa cair, bubuk, gas, uap, awan, bisa berbau dan tidak berbau. Proses keracunan
bisa terjadi karena tertelan, terhirup, kontak dengan kulit, mata dan sebagainya. Contoh: NaCl
bahan yang digunakan dalam proses pembuatan PCB. Bahan ini seringkali akan menimbulkan
gatal-gatal bahkan iritasi jika tersentuh kulit
5. bahan korosif
Bahan ini meliputi asam-asam, alkali-alkali, atau bahan-bahan kuat lainnya yang dapat
menyebabkan kebakaran pada kulit yang tersentuh
6. bahan-bahan radioaktif
Bahan ini meliputi isotop-isotop radioaktif dan semua persenyawaan yang mengandung bahan
radioaktif. Contoh: cat bersinar
Tindakan Pencegahan Pemasangan label dan tanda peringatan Pengolahan, pengangkutan dan penyimpanan harus sesuai dengan ketentuan dan aturan yang ada Simpanlah bahan-bahan berbahaya di tempat yang memenuhi syarat keamanan bagi penyimpanan
bahan tersebut
Kamis, 01 November 2012
Untuk
melakukan penyolderan tentu saja diperlukan kemampuan atau keahlian
(skill). Ada beberapa langkah yang harus kita ketahui sebelum kita
menyolder, diantaranya :
Peralatan
Peralatan yang dibutuhkan pada waktu menyolder, diantaranya :
- Timah solder/Tinol (metal yang mempunyai titik cair cukup rendah sehingga mudah mencair);
- Multitester/Multimeter (digunakan untuk memeriksa komponen sebelum disolder);
- Penjepit/tang (digunakan untuk menjepit kaki komponen elektronika yang akan di solder, sehingga komponen tersebut mudah dipasang dan tidak terlalu panas karena sebagian panas akan disalurkan pada penjepit);
- Penghisap solder (digunakan untuk membersihkan tinol baik yang ada pada PCB maupun komponen, juga digunakan untuk mempermudah waktu mencabut komponen dari PCB);
- Dudukan solder (digunakan untuk menyimpan solder yang panas ketika sedang tidak digunakan).
Persiapan
- Dipasaran terdapat solder yang mempunyai rentang daya antara 15 watt s/d 40 watt. Semakin besar tegangannya, solder tersebut akan semakin panas. Dalam pemilihan solder yang harus kita perhatikan adalah benda kerja yang akan di solder. Untuk menyolder komponen elektronika dianjurkan menggunakan solder yang berkekuatan 30 watt, supaya tidak terlalu panas yang menyebabkan komponen yang disolder menjadi rusak.
- Periksa PCB dan komponen elektronika yang akan di solder. Pastikan bahwa komponen-komponen tersebut bisa berfungsi sesuai dengan yang diharapkan.
Proses Penyolderan
- Bersihkan PCB dari kotoran atau minyak dengan menggunakan kain wol dan thinner atau menggunakan alat pembersih yang lain. Hindarkan alat pembersih yang bisa menyebabkan korosi pada PCB maupun jalur-jalur yang ada pada PCB
- Bersihkan komponen-komponen elektronika yang akan di solder, terutama bagian yang akan di solder (kaki-kakinya) dengan menggunakan kain atau ampelas.
- Panaskan solder sampai solder tersebut mampu mencairkan tinol
- Pasang komponen yang akan di solder pada PCB kemudian lakukan penyolderan. Jangan memasang komponen sekaligus tetapi bertahap satu persatu (pasang satu komponen, terus lakukan penyolderan kemudian dipotong kaki-kakinya, setelah selesai baru pasang lagi komponen yang lainnya). Dahulukan menyolder komponen yang paling tahan terhadap panas.. Untuk komponen seperti IC, usahakan jangan menyolder secara langsung ke PCB karena panas akibat penyolderan bisa merusaknya, tetapi gunakan socket/dudukan untuk memasangnya. Socket digunakan untuk menjaga supaya IC tidak terkena panas pada waktu menyolder, selain itu juga untuk mempermudah penggantian bila IC-nya rusak karena IC termasuk komponen yang paling sering mengalami kerusakan.
Bagi
para penggemar elektronika membuat rangkaian sendiri memiliki kepuasan
tersendiri dari pada membeli rangkaian berupa kit yang siap pakai. Salah
satu tantangan bagi para penggemar elektronika dalam membuat rangkaian
sendiri adalah teknik menyolder. Diantara sekian banyak kegagalan dalam
membuat suatu rangkaian elektronika salah satunya bersumber dari teknik
menyolder yang tidak tepat atau jelek. Untuk itu kali ini Kotretan
Hendriono mencoba membeberkan pengalaman pribadi tentang teknik
menyolder yang terbaik.
Deskripsi
Menyolder
merupakan pekerjaan yang membutuhkan kesabaran cukup tinggi selain
keterampilan tangan dalam menggerakan solder. Dan solder adalah
perangkat wajib yang harus dimiliki dalam tahap penyolderan, namun harus
diperhatikan bahwa salah satu penentu kualitas penyolderan adalah
kualitas soldernya itu sendiri. Papan rangkaian tercetak atau PCB
merupakan lapisan yang sangat peka terhadap panas, jika solder memiliki
tingkat panas yang berlebihan maka lapisan tembaga yang menempel pada
PCB akan mudah untuk terkelupas, selain itu beberapa komponen
elektronika memiliki tingkat panas tertentu sehingga ketika komponen
elektronika tersebut menerima panas yang melebihi kemampuannya maka
komponen akan rusak sebelum digunakan. Sebaliknya jika solder memiliki
tingkat panas yang rendah maka timah tidak mampu merekat kuat pada PCB.
Jika dilihat sepintas sepertinya komponen elektronika tersolder dengan
baik pada PCB namun sebenarnya timah tidak mampu merekat kuat pada PCB
hingga kualitas rangkaian elektronika juga jelek. Hindari menggunakan
solder pistol karena panas pada ujung soldernya tidak mampu di kontrol
dengan baik, kecuali anda sudah profesional dalam mengatur lamanya waktu
solder menempel pada PCB, memahami kualitas komponen dan mengetahui
kualitas timah yang digunakan.
Mengenal Solder dan Peralatan
Solder
biasanya digolongkan menurut dayanya (watt). Padahal penggolongan
seperti ini memiliki tingkat akurasi rendah karena penggolongan sesuai
dengan wattnya itu biasanya tidak menjelaskan effisiensi-nya, besarnya
daya yang disalurkan hingga keujung solder. Harus diperhatikan pula
kapasitas panas dari solder serta waktu naik ke suhu yang stabil. Suhu
maksimum solder yaitu suhu dalam keadaan seimbang, suhu yang dicapai
bila panas yang dibangkitkan solder telah seimbang dengan panas yang
hilang diserap oleh sekelilingnya. Solder yang baik akan menghasilkan
suhu maksimum yang sama untuk suatu model yang sama bila disambungkan ke
tegangan sumber yang sama.
Sumber daya dari solder berasal dari elemen pemanas yang resistip, maka suhu yang dihasilkan solder dapat diubah dengan pengaturan tegangan sumber pemanasnya. Untuk menghasilkan kualitas penyolderan yang baik lebih baik kita memilih jenis solder yang tingkat panas suhunya dapat diatur baik secara otomatis maupun secara manual yang mampu disesuaikan dengan kebutuhan.
Suhu solder ditentukan selain oleh wattnya juga ditentukan oleh besar, bentuk ujung dan bahan besi yang digunakan. Pemilihan bentuk ujung solder juga mempengaruhi kualitas penyolderan maka sesuaikan bentuk ujung solder yang cocok dengan kebutuhan. Tabel dibawah ini menunjukan penggolongan umum solder sesuai dengan tugas dan wattnya. Perhatikan bahwa pemilihan solder untuk tugas tertentu harus dimulai dari solder dengan watt rendah, jika tidak memadai maka secara bertahap barulah memilih solder dengan daya yang lebih besar.
Sumber daya dari solder berasal dari elemen pemanas yang resistip, maka suhu yang dihasilkan solder dapat diubah dengan pengaturan tegangan sumber pemanasnya. Untuk menghasilkan kualitas penyolderan yang baik lebih baik kita memilih jenis solder yang tingkat panas suhunya dapat diatur baik secara otomatis maupun secara manual yang mampu disesuaikan dengan kebutuhan.
Suhu solder ditentukan selain oleh wattnya juga ditentukan oleh besar, bentuk ujung dan bahan besi yang digunakan. Pemilihan bentuk ujung solder juga mempengaruhi kualitas penyolderan maka sesuaikan bentuk ujung solder yang cocok dengan kebutuhan. Tabel dibawah ini menunjukan penggolongan umum solder sesuai dengan tugas dan wattnya. Perhatikan bahwa pemilihan solder untuk tugas tertentu harus dimulai dari solder dengan watt rendah, jika tidak memadai maka secara bertahap barulah memilih solder dengan daya yang lebih besar.
Keselamatan Kerja
- Gunakan kacamata polycarbonate atau yang sejenis untuk melindungi mata dari asap solder
- Jangan pernah menyentuh elemen pemanas atau ujung dari solder
- Selalu kembalikan solder pada stand soder setelah digunakan atau ketika tidak digunakan
- Lakukan penyolderan pada area yang cukup ventilasi
- Cuci tangan ketika selesai mengerjakan penyolderan
Persiapan Penyolderan
Ujung
solder atau ada yang menyebutnya paku solder memiliki peranan penting
dalam tahap penyolderan, untuk itu sangat dianjurkan untuk memilih ujung
solder yang dilapisi (disepuh) besi atau baja selain lebih tahan lama
juga lebih mudah dalam pemeliharaannya dari pada ujung solder tembaga
telanjang tanpa disepuh. Ujung solder yang dilapis besi tidak boleh
diampelas atau dikikir karena hal tersebut dapat mengikis/merusak
lapisan besinya.
Ujung
tembaga tanpa pelapis alias telanjang harus benar-benar terpelihara
dengan baik, bersih dan berlapis timah. Bila terdapat lapisan-lapisan
kerak hitam maka harus segera dikikir atau diampelas sehingga ujungnya
menjadi bersih dan licin. Ujung solder yang kotor akan mempersulit
rambatan panas dan sulit dalam penyolderan. Periksa dudukan ujung solder
dari kemungkinan longgar, jika longgar segera kecangkan sehingga
effisiensi panas dan rambatan panasnya lebih terjamin.
Lapisi
ujung solder dengan timah saat proses pemanasan dimulai, hal ini untuk
menjaga agar ujung solder tetap bersih. Siapkan lap anti panas untuk
membersihkan ujung solder yang sewaktu-waktu bisa kotor oleh
lapisan-lapisan oksid yang akan muncul saat dilakukan penyolderan.
Jangan pernah menggunakan batu salmiak dalam membersihkan ujung solder
karena hal ini dapat merusak ujung solder dan meninggalkan sisa endapan
disekitar titik solderan.
Jika
ujung solder dari tembaga telanjang tanpa lapisan besi maka setiap
melakukan penyolderan akan mengikis tembaga berupa butiran halus yang
ikut menempel pada PCB dan lama kelamaan pada ujung solder akan
terbentuk kawah. Ampelas atau kikirlah lagi hingga ujung solder menjadi
licin dan lapisi kembali dengan timah.
Gunakanlah jenis timah solder berkualitas yang terdiri dari campuran timah dengan titik lebur rendah dan mengandung kolophonium sebagai cairan solder. Timah dipasarkan dalam bentuk kawat kecil dengan diamater beragam dan digulung. Jangan sekali-kali menggunakan jenis kawat timah yang tidak berkualitas karena akan merusak kualitas penyolderan, sehebat apapun kita menyolder, sebagus apapun solder yang digunakan dan sekuat apapun PCB jika timah yang digunakan jelek maka hasil solderan pun tetap jelek dan tentunya kualitas akhir rangkaian elektronik yang mengecewakan.
Gunakanlah jenis timah solder berkualitas yang terdiri dari campuran timah dengan titik lebur rendah dan mengandung kolophonium sebagai cairan solder. Timah dipasarkan dalam bentuk kawat kecil dengan diamater beragam dan digulung. Jangan sekali-kali menggunakan jenis kawat timah yang tidak berkualitas karena akan merusak kualitas penyolderan, sehebat apapun kita menyolder, sebagus apapun solder yang digunakan dan sekuat apapun PCB jika timah yang digunakan jelek maka hasil solderan pun tetap jelek dan tentunya kualitas akhir rangkaian elektronik yang mengecewakan.
Proses Penyolderan
Jika
hal diatas sudah dipahami dan dipersiapkan maka mari lanjutkan pada
tahap penyolderan. Perhatikan dengan seksama tahapan dibawah ini dan
hal-hal yang harus dilakukan selama tahap penyolderan.
1. Bersihkan PCB dan Kaki Komponen
Bersihkan
bagian-bagian yang akan disolder baik itu PCB maupun kaki komponen
elektronika dengan ampelas halus atau pisau sehingga lapisan-lapisan
cat, gemuk atau oksida tersingkirkan. Bila menggunakan kawat montase
berisolasi (misal; kawat email) maka kelupaslah dulu isolasinya
sepanjang 6-7mm kemudian ujung kawat dilapis dengan timah.
2. Memasukan Komponen Elektronika pada PCB
Kawat
kaki komponen dimasukan pada lubang PCB dan bengkokan dengan tang
sehingga terdapat pengait mekanis untuk menjaga posisi komponen. Ujung
kawat yang berdiameter besar harus dipasang sedemikian rupa sehingga
penyolderan dapat dilakukan dengan baik.
3. Mengatur Posisi PCB
Aturlah
posisi PCB dan titik solderan sehingga cairan timah dapat mengalir
sendiri ke titik yang diinginkan dengan bantuan gravitasi bumi.
4. Memanaskan PCB dan Kaki Komponen
Letakan
bagian datar dari ujung solder ke sisi yang lebar pada PCB sehingga
penyaluran panas terjadi melalui permukaan yang paling luas.
5. Menambahkan Timah pada Titik Solderan
Berikan
timah pada titik solderan dan usahakan lapisan kolophonium lebih dulu
mencair baru kemudian timah. Jumlah timah yang dilebur pada titik
solderan tidaklah harus memenuhi lingkaran pad PCB.
6. Menarik Timah Solder
Setelah
jumlah timah yang meleleh dirasa cukup, singkirkan timah dari titik
solderan. Tahan ujung solder pada titik solderan sampai timah meresap
pada semua bagian solderan. Setelah itu tarik ujung solder dari titik
solderan dan biarkan beberapa saat untuk proses pendinginan.
7. Mendinginkan Titik Solderan
Selama
pendinginan, titik penyolderan tidak boleh terguncang untuk menghindari
penyolderan dingin. Penyolderan dingin dapat dilihat dari permukaan
timah pada titik solderan yang menjadi buram.
8. Penyolderan Dingin
Penyolderan
dingin juga dapat terjadi akibat ujung solder yang kurang panas,
terlalu cepat ditarik dari titik penyolderan dan kualitas timah yang
jelek. Timah terlihat menempel berupa tetesan pada PCB, solderan seperti
ini sangatlah rapuh.
9. Perbaikan Solderan Dingin
Penyolderan
dingin bisa saja terjadi maka untuk mengatasinya lakukan pemanasan
menggunakan ujung solder pada titik solderan yang akan diperbaiki
kemudian tambahkan timah hingga timah meresap pada titik solderan.
Ketika dingin pastikan permukaan titik solderan licin dan mengkilap.
10. Perhatikan!
Untuk
menyolder komponen semikonduktor gunakanlah solder yang panas dan
lakukan dengan cepat. Hindari menggunakan solder yang dingin yang justru
membuat proses penyolderan menjadi lebih lama kecuali dalam kondisi
tertentu yang mengharuskan menggunakan solder yang lebih dingin.
Setiap hari kita memang sering menghadap pada komputer untuk membuat dokumen di microsoft word,excell,power point pasti kita harus mengetik untuk memasukan sebuah kalimat atau kata khususnya dimicrosoft word karna disitu tempat membuat seperti surat,sebuah cerita,laporan dan membutuhkan kecepatan dalam pengetikan agar kerja lebih cepat nah kali ini saya akan memberikan tips mengetik cepat dengan menggunakan 10 jari .
berikut tipsnya :
Tangan Kiri
Jari Kelingking :
Baris Pertama = ‘ dan 1
Baris Kedua = Tab dan Q
Baris Ketiga = Capslock dan A
Baris Keempat = Shift kiri dan Z
Baris Kelima = Ctrl dan Windows
Jari Manis :
Baris Pertama = 2
Baris Kedua = W
Baris Ketiga = S
Baris Keempat = X
Jari Tengah :
Baris Pertama = 3
Baris Kedua = E
Baris Ketiga = D
Baris Keempat = C
Jari Telunjuk :
Baris Pertama = 4 dan 5
Baris Kedua = R dan T
Baris Ketiga = F dan G
Baris Keempat = V dan B
Ibu Jari :
Baris Kelima = Alt kiri dan Spasi
Tangan kanan
Ibu Jari :
Baris Kelima = Alt kanan dan Spasi
Jari Telunjuk :
Baris Pertama = 6 dan 7
Baris Kedua = Y dan U
Baris Ketiga = H dan J
Baris Keempat = N dan M
Jari Tengah :
Baris Pertama = 8
Baris Kedua = I
Baris Ketiga = K
Baris Keempat = ,
Jari Manis :
Baris Pertama = 9
Baris Kedua = O
Baris Ketiga = L
Baris Keempat = .
Jari Kelingking :
Baris Pertama = 0, -, = dan BackSpace
Baris Kedua = P, [ dan ]
Baris Ketiga = , ;, ‘ dan Enter
Baris Keempat = / dan shift kanan.
berikut tipsnya :
Tangan Kiri
Jari Kelingking :
Baris Pertama = ‘ dan 1
Baris Kedua = Tab dan Q
Baris Ketiga = Capslock dan A
Baris Keempat = Shift kiri dan Z
Baris Kelima = Ctrl dan Windows
Jari Manis :
Baris Pertama = 2
Baris Kedua = W
Baris Ketiga = S
Baris Keempat = X
Jari Tengah :
Baris Pertama = 3
Baris Kedua = E
Baris Ketiga = D
Baris Keempat = C
Jari Telunjuk :
Baris Pertama = 4 dan 5
Baris Kedua = R dan T
Baris Ketiga = F dan G
Baris Keempat = V dan B
Ibu Jari :
Baris Kelima = Alt kiri dan Spasi
Tangan kanan
Ibu Jari :
Baris Kelima = Alt kanan dan Spasi
Jari Telunjuk :
Baris Pertama = 6 dan 7
Baris Kedua = Y dan U
Baris Ketiga = H dan J
Baris Keempat = N dan M
Jari Tengah :
Baris Pertama = 8
Baris Kedua = I
Baris Ketiga = K
Baris Keempat = ,
Jari Manis :
Baris Pertama = 9
Baris Kedua = O
Baris Ketiga = L
Baris Keempat = .
Jari Kelingking :
Baris Pertama = 0, -, = dan BackSpace
Baris Kedua = P, [ dan ]
Baris Ketiga = , ;, ‘ dan Enter
Baris Keempat = / dan shift kanan.
Langganan:
Postingan
(Atom)
Asal Kunjungan
My Blog List
Etiquetas
- edit blog (19)
- free software (5)
- game online (5)
- modul (2)
- pengetahuan (10)
Artikel Lain
Asmaul Husna
Langganan
Waktu saat ini
About Me
- Unknown
Followers
Archivo del blog
Simple Blog
Energy Saver Mode, Move the mouse to return to the page!
Mode Hemat Energi,Gerakkan mouse anda untuk kembali ke halaman!